Jumat, 04 Desember 2015

ekologi hewan ( burung pipit)



EKOLOGI HEWAN
HEWAN PENGGANGGU TANAMAN
(BURUNG PIPIT)








OLEH :
NAMA : AHMAD MUDASSIR
NO. STB : 20133103008
RUANGAN : F1 PAGI



Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia. Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari suku Passeridae yang lebih luas.[1] Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.
Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki oleh Nesocharis shelleyi yang panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.
Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.

Burung pipit tinggal di area terbuka di dekat sumber makanan mereka dimana terdapat banyak tanaman rumput berbiji seperti sawah atau padang rumput. Burung pipit membuat sarang untuk berlindung dari panas dan hujan di atas pohon pada ketinggian lebih dari 4 meter. Pohon-pohon yang biasanya dipilih sebagai tempat membuat sarang adalah pohon pinang, kelapa atau pohon jambu yang rimbun.
Burung pipit hidup dalam kelompok. Di dalam satu kelompok sering ditemukan adanya variasi jenis/spesies pipit yang berbeda. Kelompok pipit dalam jumlah besar merupakan hama padi yang sangat merugikan.
Makanan utama burung pipit adalah biji-bijian (seed) seperti padi dan millet. Saat musim kawin, burung pipit akan memakan dedaunan hijau dan serangga sebagai tambahan nutrisi. Untuk burung pipit peliharaan, makanan lebih bervariasi tergantung selera: beras, remahan roti, pupa semut, tauge, bayam, parutan wortel, ulat hongkong, hingga tulang sotong.
Burung pipit akan siap kawin setelah usia 7 bulan. Musim kawin burung pipit biasanya terjadi pada musim hujan. Burung pipit akan membuat sarang yang terbuat dari rumput kering dan sabut kelapa. Sarang mereka berbentuk bulat seperti bola dengan lubang di satu sisinya untuk tempat induk keluar masuk. Burung pipit akan bertelur sebanyak 4-8 butir dan telur mulai dierami setelah telur ketiga dikeluarkan. Selama pengeraman, jantan dan betina akan bergantian mengerami, namun betina yang akan lebih sering mengeram karena sifat keibuan mereka. Lama pengeraman adalah 13-14 hari. Setelah menetas, anak burung pipit akan mulai belajar terbang saat berusia 21-25 hari. Anak burung pipit muda memiliki warna bulu coklat muda polos, dan baru akan mendapatkan pola warna bulu spesies mereka setelah benar-benar dewasa.
Musuh alami burung pipit adalah ular, kadal, dan juga burung pemangsa.
Profesor dari URI bernama Scott McWilliams yang mendalami ilmu tentang alam menyatakan bahwa kapasitas cadangan (sejauh mana hewan dapat memodifikasi fisiologi untuk menghadapi perubahan ekologi) bervariasi antar spesies. Beberapa hewan memiliki kapasitas yang besar untuk mengubah fisiologi sementara yang lainnya tidak.
“Hal ini terkait dengan skala waktu dimana ada kemungkinan bahwa terjadi ketidaksesuaian antara perubahan lingkungan dengan evolusi pada makhluk hidup. Perubahan iklim yang terjadi pada masa kini sepertinya terlalu cepat bagi kebanyakan hewan untuk melakukan evolusi sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan tersebut” kata Scott McWilliams, seperti dilansir laman University of Rhode Island (15/4/2014).
Informasi tentang cara pengendalian hama burung pada tanaman padi ini sebenarnya saya peroleh dari seorang petani tua dan sekaligus seorang budayawan Banyumas yaitu Mbah Gino. Secara tidak sengaja beliau menceritakan pengalamannya tentang trik atau tips mengendalikan hama burung pada tanaman padi tersebut.
Kita ketahui bersama betapa beratnya serangan hama burung ini, ratusan bahkan ribuan burung secara bergerombol mendatangani hamparan petakan padi kita yang telah menguning. Satu burung bisa makan ratusan bulir gabah dalam satu harinya. Bisa kita perkirakan berapa kerugian dari kehilangan bulir gabah yang akan kita tanggung selama beberapa hari menjelang panen.
Selama ini yang maspary ketahui tentang cara mengendalikan burung yaitu dengan cara membuat bendera dari plastik atau kain, kaleng susu yang diisi kerikil atau membuat orang-orangan disawah. Benda-benda tersebut satu sama lain dikaitkan dengan tali menuju gubuk dimana kita bisa berteduh dan beristirahat. Sehingga kita dengan mudah menarik tali tersebut. Sekali tarik semua benda tersebut akan bergerak dan berbunyi sehingga burung-burung tersebut akan berhamburan pergi. Namun biasanya hanya terbang berputar dan akan kembali lagi kepetakan sawah kita, kemudian kita goyang lagi dan burung terbang lagi, demikian seterusnya. Jadi selama beberapa hari kita harus menggoyang-nggoyang tali tersebut. Selain itu juga bisa kita pasang jaring pada seluruh hamparan padi kita, tetapi biayanya juga lumayan mahal.
Menurut mbah Gino yang namanya burung itu takut dengan warna merah, maka kita bisa menakut-nakutinya dengan warna tersebut. Dan biasanya jika burung dari langit tadi terbang mendekati sawah kita akan terbang pergi ketika melihat warna-warna tersebut. Jadi kita tidak perlu menggoyang-nggoyang terus kaleng-kaleng tersebut.
Caranya sangat mudah karena bahan melimpah apalagi untuk  petani yang biasa menanam kacang panjang atau gambas di pematangnya.