EKOLOGI HEWAN
HEWAN PENGGANGGU TANAMAN
(BURUNG PIPIT)
OLEH :
NAMA : AHMAD MUDASSIR
NO. STB : 20133103008
RUANGAN : F1 PAGI
Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia. Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae,
meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari suku Passeridae yang lebih luas.[1] Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.
Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang
berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan
yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang
serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki
oleh Nesocharis shelleyi yang
panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora),
yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.
Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan
memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi
dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan
dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.
Burung pipit tinggal di area terbuka di dekat sumber
makanan mereka dimana terdapat banyak tanaman rumput berbiji seperti sawah atau
padang rumput. Burung pipit membuat sarang untuk berlindung dari panas dan
hujan di atas pohon pada ketinggian lebih dari 4 meter. Pohon-pohon yang
biasanya dipilih sebagai tempat membuat sarang adalah pohon pinang, kelapa atau
pohon jambu yang rimbun.
Burung pipit hidup dalam kelompok. Di dalam satu kelompok sering ditemukan
adanya variasi jenis/spesies pipit yang berbeda. Kelompok pipit dalam jumlah
besar merupakan hama padi yang sangat merugikan.
Makanan utama burung pipit adalah biji-bijian (seed)
seperti padi dan millet. Saat musim kawin, burung pipit akan memakan dedaunan
hijau dan serangga sebagai tambahan nutrisi. Untuk burung pipit peliharaan,
makanan lebih bervariasi tergantung selera: beras, remahan roti, pupa semut,
tauge, bayam, parutan wortel, ulat hongkong, hingga tulang sotong.
Burung pipit akan siap kawin setelah usia 7 bulan.
Musim kawin burung pipit biasanya terjadi pada musim hujan. Burung pipit akan
membuat sarang yang terbuat dari rumput kering dan sabut kelapa. Sarang mereka
berbentuk bulat seperti bola dengan lubang di satu sisinya untuk tempat induk
keluar masuk. Burung pipit akan bertelur sebanyak 4-8 butir dan telur mulai
dierami setelah telur ketiga dikeluarkan. Selama pengeraman, jantan dan betina
akan bergantian mengerami, namun betina yang akan lebih sering mengeram karena
sifat keibuan mereka. Lama pengeraman adalah 13-14 hari. Setelah menetas, anak burung pipit akan mulai belajar terbang saat berusia 21-25 hari. Anak burung pipit muda
memiliki warna bulu coklat muda polos, dan baru akan mendapatkan pola warna
bulu spesies mereka setelah benar-benar dewasa.
Musuh alami burung pipit adalah ular, kadal, dan juga
burung pemangsa.
Profesor
dari URI bernama Scott McWilliams yang mendalami ilmu tentang alam menyatakan
bahwa kapasitas cadangan (sejauh mana hewan dapat memodifikasi fisiologi untuk
menghadapi perubahan ekologi) bervariasi antar spesies. Beberapa hewan memiliki
kapasitas yang besar untuk mengubah fisiologi sementara yang lainnya tidak.
“Hal
ini terkait dengan skala waktu dimana ada kemungkinan bahwa terjadi
ketidaksesuaian antara perubahan lingkungan dengan evolusi pada makhluk hidup.
Perubahan iklim yang terjadi pada masa kini sepertinya terlalu cepat bagi
kebanyakan hewan untuk melakukan evolusi sebagai bentuk adaptasi terhadap
perubahan tersebut” kata Scott McWilliams, seperti dilansir laman University of
Rhode Island (15/4/2014).
Informasi tentang cara pengendalian hama burung pada tanaman
padi ini sebenarnya saya peroleh dari seorang petani tua dan sekaligus seorang
budayawan Banyumas yaitu Mbah Gino. Secara tidak sengaja beliau menceritakan
pengalamannya tentang trik atau tips mengendalikan hama burung pada tanaman
padi tersebut.
Kita ketahui bersama betapa beratnya serangan hama burung
ini, ratusan bahkan ribuan burung secara bergerombol mendatangani hamparan
petakan padi kita yang telah menguning. Satu burung bisa makan ratusan bulir
gabah dalam satu harinya. Bisa kita perkirakan berapa kerugian dari kehilangan
bulir gabah yang akan kita tanggung selama beberapa hari menjelang panen.
Selama ini yang maspary ketahui tentang cara mengendalikan
burung yaitu dengan cara membuat bendera dari plastik atau kain, kaleng susu
yang diisi kerikil atau membuat orang-orangan disawah. Benda-benda tersebut
satu sama lain dikaitkan dengan tali menuju gubuk dimana kita bisa berteduh dan
beristirahat. Sehingga kita dengan mudah menarik tali tersebut. Sekali tarik
semua benda tersebut akan bergerak dan berbunyi sehingga burung-burung tersebut
akan berhamburan pergi. Namun biasanya hanya terbang berputar dan akan kembali
lagi kepetakan sawah kita, kemudian kita goyang lagi dan burung terbang lagi,
demikian seterusnya. Jadi selama beberapa hari kita harus menggoyang-nggoyang
tali tersebut. Selain itu juga bisa kita pasang jaring pada seluruh hamparan
padi kita, tetapi biayanya juga lumayan mahal.
Menurut mbah Gino yang namanya burung itu takut dengan warna
merah, maka kita bisa menakut-nakutinya dengan warna tersebut. Dan biasanya
jika burung dari langit tadi terbang mendekati sawah kita akan terbang pergi
ketika melihat warna-warna tersebut. Jadi kita tidak perlu menggoyang-nggoyang
terus kaleng-kaleng tersebut.
Caranya sangat mudah karena bahan melimpah apalagi
untuk petani yang biasa menanam kacang panjang atau gambas di
pematangnya.